Mengapa Literasi Finansial Jadi Bekal Wajib Sebelum Mulai Investasi?

Kursus Saham untuk Mahasiswa, Investasi Sejak Bangku Kuliah
Kursus Saham untuk Mahasiswa, Investasi Sejak Bangku Kuliah

Di era modern ketika masyarakat semakin akrab dengan dunia digital, investasi bukan lagi sesuatu yang asing. Mulai dari saham, reksa dana, obligasi, hingga instrumen kripto, semuanya kini mudah diakses hanya dengan sentuhan layar gawai.

Namun, banyak pakar menegaskan bahwa literasi finansial tetap menjadi pondasi utama sebelum seseorang terjun ke dunia investasi. Bahkan, mengikuti kursus saham kini dianggap sebagai salah satu cara efektif untuk memahami dasar-dasar pasar modal dan menghindari kesalahan fatal di masa depan.

Literasi finansial sendiri mencakup kemampuan mengelola uang, mengenali produk keuangan, memahami risiko, serta menyusun strategi agar keuangan tetap sehat. Tanpa pemahaman yang memadai, banyak investor pemula akhirnya terjebak dalam pola spekulasi semata. Padahal, investasi seharusnya bukan sekadar mencoba peruntungan, melainkan sebuah perencanaan matang untuk mencapai tujuan finansial jangka panjang.

Risiko Minim Pengetahuan

Salah satu masalah terbesar yang sering dihadapi investor pemula adalah kurangnya pemahaman terhadap instrumen yang dipilih. Misalnya, banyak orang membeli saham hanya karena ikut-ikutan tren, tanpa mengetahui kinerja fundamental perusahaan tersebut. Akibatnya, ketika harga turun, mereka panik dan buru-buru menjual, padahal kondisi itu bisa jadi hanya fluktuasi jangka pendek.

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia pada 2022 baru mencapai sekitar 49,68 persen. Artinya, masih ada setengah dari populasi yang belum benar-benar memahami produk keuangan dengan baik. Kondisi ini tentu menjadi tantangan besar, terutama di tengah maraknya promosi investasi di media sosial.

Peran Kursus dan Edukasi

Di sinilah pentingnya program edukasi seperti seminar, workshop, maupun kursus saham. Melalui pelatihan yang terstruktur, peserta dapat mempelajari analisis fundamental dan teknikal, membaca laporan keuangan, hingga memahami psikologi pasar. Hal-hal ini sulit diperoleh jika hanya mengandalkan informasi singkat dari media sosial atau forum investasi.

Selain itu, kursus saham biasanya dilengkapi dengan simulasi trading yang membuat peserta bisa merasakan pengalaman nyata tanpa harus mengeluarkan modal besar. Dengan begitu, kesalahan-kesalahan dasar dapat diminimalisasi sebelum terjun langsung di pasar yang sesungguhnya.

Baca Juga: Mengenalkan Budaya Lokal Melalui Dongeng Sebelum Tidur

Investasi Bukan Jalan Pintas

Banyak yang menganggap investasi sebagai jalan pintas menuju kekayaan. Padahal, kenyataannya justru sebaliknya. Investasi adalah proses panjang yang membutuhkan kesabaran, disiplin, dan strategi. Tanpa literasi finansial, orang cenderung mudah tergiur oleh janji keuntungan besar dalam waktu singkat.

Contoh nyata bisa dilihat dari banyaknya kasus investasi bodong yang masih marak hingga kini. Modusnya beragam, mulai dari skema ponzi hingga penawaran aset fiktif. Korban umumnya adalah mereka yang kurang memiliki pemahaman tentang cara kerja produk keuangan. Jika masyarakat lebih melek literasi finansial, maka tingkat kerugian akibat kasus semacam ini tentu bisa ditekan.

Manfaat Literasi Finansial

Ada beberapa manfaat nyata ketika seseorang membekali diri dengan literasi finansial sebelum mulai berinvestasi:

  • Mampu mengelola risiko – Investor memahami bahwa setiap instrumen memiliki potensi keuntungan sekaligus risiko. Dengan begitu, keputusan investasi lebih rasional.

  • Menyusun portofolio seimbang – Pengetahuan yang baik membuat investor bisa melakukan diversifikasi aset agar kerugian tidak terlalu besar.

  • Perencanaan jangka panjang – Literasi finansial membantu seseorang menyesuaikan tujuan investasi dengan kebutuhan hidup, misalnya dana pensiun atau pendidikan anak.

  • Menghindari jebakan spekulasi – Investor yang teredukasi tidak mudah tergoda oleh tren sesaat atau informasi tanpa dasar.

Peran Pemerintah dan Lembaga

OJK bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) sebenarnya telah meluncurkan berbagai program edukasi, mulai dari “Yuk Nabung Saham” hingga kampanye literasi di sekolah dan perguruan tinggi. Namun, peran masyarakat juga sangat penting. Kesadaran individu untuk terus belajar menjadi kunci agar literasi finansial bisa meningkat secara merata.

Lembaga kursus saham independen pun kini bermunculan dengan berbagai metode, mulai dari kelas tatap muka hingga pembelajaran daring. Beberapa bahkan menyediakan materi gratis yang dapat diakses oleh siapa saja. Kehadiran platform ini memperluas kesempatan belajar bagi masyarakat yang ingin memahami investasi dengan benar.

Literasi finansial bukan sekadar istilah akademis, melainkan bekal nyata yang wajib dimiliki sebelum terjun ke dunia investasi. Dengan memahami dasar-dasar keuangan, risiko, dan strategi investasi, seseorang dapat menghindari kesalahan fatal serta terhindar dari jebakan investasi bodong.

Mengikuti kursus saham, membaca buku keuangan, hingga berdiskusi dengan praktisi berpengalaman adalah langkah-langkah yang bisa ditempuh. Pada akhirnya, investasi bukan tentang siapa yang paling cepat memperoleh keuntungan, melainkan siapa yang paling siap menghadapi dinamika pasar dengan pengetahuan yang solid. Dengan bekal literasi finansial, masyarakat Indonesia bisa menjadi investor cerdas yang tidak hanya mencari profit, tetapi juga menjaga keberlanjutan keuangan pribadi di masa depan.

Bagikan:

Tags

Related Post

Leave a Comment

Unjani Yogya