Wakil Presiden DPP Golkar Irwin Aksa resmi menutup Pendidikan Golkar Institute: Program Diklat Eksekutif Penempatan 9 Tokoh Politik Muda pada Sabtu (15/10/2022) di DPP Partai Golkar. kantor.
Irwin mengatakan, Lembaga Golkar memiliki visi untuk membentuk kader-kader nasional yang dapat membentuk kebijakan publik untuk kesejahteraan rakyat.
Sekolah kebijakan publik ini penting bagi kaum muda karena bertujuan untuk kesejahteraan rakyat. Erwin menjelaskan, tidak ada kebijakan publik yang baik kecuali sumber daya manusia dapat mempublikasikannya.
Erwin juga menekankan bahwa kebijakan publik harus ditujukan untuk kesejahteraan rakyat.
Ia menjelaskan, semua kebijakan harus didasarkan pada data dan fakta untuk memahami dan memahami kebutuhan masyarakat.
“Lembaga Golkar mengawasi lembaga penelitian, melakukan penelitian sendiri, dan menemukan hasil yang menarik,” kata Irwin. “Data ini harus bisa kita terjemahkan ke dalam tindakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan kesejahteraan rakyat.” .
Irwin juga berpesan kepada alumni Institut Golkar yang tertarik mendalami politik untuk memahami permasalahan yang dihadapi masyarakat dan solusi yang perlu diberikan.
“Saya selalu bilang ke teman-teman kalau mau maju. Kita harus punya pesan untuk disampaikan, kita perlu memahami, kita perlu memahami masalah yang dihadapi masyarakat, kita butuh solusi. Jangan membuat kesalahan besar. .Ya, politisi sering membuat kesalahan besar.“Buat tim pemenang yang bagus,” lanjut Erwin.
Terakhir, Erwin mengatakan Lembaga Golkar telah membuat aplikasi digital yang dapat diakses publik. Aplikasi ini berisi materi tentang politik, ekonomi dan kepemimpinan. Menurut Irwin, aplikasi itu menjadi bukti Partai Golkar telah melakukan transformasi digital.
“Akses aplikasi pendidikan Golkar Institute untuk mempelajari lebih lanjut. Irwin menyimpulkan partai Golkar sedang mengalami transformasi digital yang pesat.
Sementara itu, Aise Hassan Siazili, Ketua Umum Lembaga Golkar, mengatakan pendidikan generasi ke-9 Lembaga Golkar diterima dengan sangat baik oleh para peserta pelatihan.
Ess mengatakan, “Ulasan dalam laporan kami menunjukkan bahwa peserta hingga 9,48% puas dengan partisipasi mereka dalam pelatihan ini dalam hal pembicara, materi, dan fasilitas yang disediakan.”
ACE mengatakan dalam laporannya, “Kami sangat menghargai antusiasme para peserta untuk mengajukan pertanyaan kualitatif dan kritis di setiap sesi. Peserta menghadiri hingga 17 kelas. 19 sumber terkemuka.” (*)